Kala itu mengalir hasrat putih ,berbasah-basah di sanubari ..
Aku tak tahu telah melewati apa ..
Mungkin sunyi telah menjadi salju, membekukan jemari tuk menggapai bening ..
Kepada siapa aku merebahkan air mata ,seorang hilang dari mimpi ..
Berlari meninggalkan rumput duka ,
Aku sendiri, menggelepar ...
Mempertahankan setiap hembusan dan darah yang mengalir hangat ..
Oh, Tuhan, dapatkah aku melangkah ,
melanjutkan sisa-sisa suka cita yang berlomba dengan kengerian masa depan??
Esok ku hampiri atau ku kubur dalam hati ,
memetikan tak percaya pada ruang-ruang hampa ..
Sampai kapan ku biarkan pembunuhan berencana, mengubah nasib beliaku sia-sia??